Senin, 26 September 2011

" Masih Ada hari Esok "



Mendung tidak lah selalu kelabu
Di baliknya masih ada mentari bersinar cerah
Malam tidaklah selalu kelam mencekam
Masih ada hari esok penuh harapan
Hujan badai takkan lama dan pasti berlalu
Kemarau kering kerontang melanda persada
Terhapus deraian air di musim penghujan
Menumbuh kembangkan permadani rerumputan
Rerantingan pepohonan tidaklah gersang selamanya
Karena akan bersemi pucuk-pucuk hijau semerbak

Laut tidak selamanya bergelora menghempaskan biduk
Laut tenang angin berhembus lembut menanti
Layar berkembang melaju dihembus angin daratan
Samudera luas seperti tak bertepi dikaki langit
Di ujungnya menanti pulau menjemput harapan
Bahtera tidaklah berlayar tanpa henti
Tepian tempat berlabuh selalu menanti

Jalan tidaklah selalu mendaki dan berliku
Di hadang krikil dan bebatuan tajam
Di ujungnya menanti jalan lurus dan mulus
Cerita tidaklah pernah tidak selesai
Panggung sandiwara pastilah usai
Derita kehidupan niscaya berujung
Masih ada hari esok penuh harapan

(By : Musni Japrie )
Kota Tepian, 17 September 2011

" Tidak Selamanya "


Pagi tidak selamanya menggumamkan cinta
Tetesan embun berangkat dijemput hujan kelabu
Kutilang tidak lagi melantunkan keriangan
Tenggelam dalam sepi
Derai lembut angin di pucuk dedaunan hijau terhenti
Desah angin daratan di laut membiru telah lalu
Yang ada hanya gelombang menghempas badai
Rembang petang tidak lagi berhias pelangi
Kemuning senja bermuram durja
Rembulan berlalu terhapus kelamnya malam
Bintang gemintang kehilangan kelipnya
Aroma sedap malam tersapu derunya sepi
Itulah rona kehidupan dalam lukisan
Adegan adegan dalam rentang waktu
Dunia sandiwara penuh gelak tawa
Akan usai kehabisan cerita
Tinggalah sepi sendiri memagut sunyi
Kehilangan rindu dan cinta masa lalu
Menunggu datangnya kisah-kisah baru kehidupan
(by : musni Japrie )

Kamis, 15 September 2011

" P e m u r a h "



Belum ditadahkan tangan meminta
Engkau telah curahkan beragam nikmat
Tak terhitung jumlahnya
Bagi setiap makhluk bernyawa di hamparan bumi
Sungguh Engkau Maha Pemurah ya Rabb ……..

Belum sempat terucap mohon dan pinta
Engkau hamparkan rezeki ke bumi-Mu
Setiap insan mendapatkan bagiannya sendiri-sendiri
Engkau murahkan rezeki bagi hamba-hamba-Mu
Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Rezeki ya Rabb……

Kepada hamba yang durhaka
Kepada hamba yang patuh
Engkau tebarkan kemurahan-Mu
Engkau curahkan rezeki dari-Mu
Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih bagi hamba-hamba-Mu

Meski Engkau Maha Pemurah
Meski Engkau Maha Pemberi rezeki
Meski Engkau Maha Pengasih
Masih banyak hamba-hamba-Mu yang durhaka
Masih banyak hamba-hamba-Mu yang ingkar

Ya Rabb Yang Maha Pemurah
Ya Rabb yang Maha Pemberi rezeki
Ya Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Jangan Engkau jadikan kami hamba-hamba yang durhaka
Jangan Engkau jadikan kami hamba-hamba yang inkar
Masukkan kami kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang bersyukur

Tepian Mahakam ,17 Syawal 1432 H /. 15 September 2011
By: Musni Japrie

Selasa, 13 September 2011

KUGENGGAM JEMARI-MU



( Puisi cinta untuk ibu dari anak-anakku)


Sehati kita berdua nyanyikan lagu cinta
Kugengam jemarimu dalam sekeranjang bunga
Sebiduk berdua melaju disamudera rindu
Desah cemara laut dibawah awan kemuning melepas senja
Melaju dijemput purnama mengarungi malam
Berpagut dalam selimut rembulan
Berpacu merebut idaman diujung kaki langit

Kugenggam mesra tanganmu manis
Kukalungkan pelangi yang dipetik dari rembang petang
Angin daratan gemulai mengembangkan layar
Buih memutih diujung gelombang menyongsong pelabuhan cinta
Berlabuhnya dua hati dalam kedamaian
Dalam hari-hari yang tak pernah sepi
Mereguk rindu yang tak pernah henti

Bagaikan merpati yang kembali kekandang
Setelah lelah terbang menjelajahi awan
Hati ini selalu terpaut rindu dekapan hangatmu
Wangi rumput-rumputan, hutan belantara dan seribu bunga
Terikat dalam hidup penuh gairah
Meski mentari merayapi petang
Dan akhir senja datang menjelang.

14 September 2011
( by. Musni Japrie)

Minggu, 11 September 2011

" T A K U T "



Dalam keheningan di penghujung waktu
Tatkala malam berselimut kegelapan
Bulan tua memudar tersapu guratan awan
Renungan merayap perlahan menerawang jauh
Bertengger di pelataran padang masyhar
Tergambarkan keras dan pedihnya derita
Karena jauhnya ampunan dari-Nya

Bergetar tubuh terbawa goncangan hati
Ketakutan andaikan pinta yang ditadahkan tertolak oleh-Nya
Meneteslah titik-titik air disela-sela pelupuk mata
Hawatir andaikan istigfar tidak mau didengar oleh-Nya
Takut bila keikhlasan ternoda cinta kepada selain-Nya
Ketakutan akan ditolaknya ketaatan karena terselip ujub dan riya
Sedih mengingat kezaliman dan kemaksiatan yang lalu

Basah sajadah oleh tetesan airmata di kala fajar menyembul
Andaikan ketukan penjemput kematian sudah diambang pintu
Kehidupan ini masih tersisipi lumpur-lumpur duniawi
Bekal untuk memandang wajah-Mu hanya sebutir biji sawi
Ketakutan kepada Engkau menggayut di hati
Ketakutan bila Engkau enggan memberikan rahmat
Sungguh tidak sanggup diri ini menanggung kepedihan siksa-Mu

Bergetar persendian ini takut kepada-Mu
Mengingat amal ibadah hanyalah seberat zarah
Beban kesalahan bertumpuk menjadi gunung
Memberatkan anak timbangan dosa
Engkau Hakim Pemutus tidak mau menoleh
Tercampaklah diri ini dalam lembah api yang menyala
Hancur lebur dalam siksa berkepanjangan

Kesyukuran hanya setitik embun ditengah luasnya samudera nikmat-Mu
Amal ibadah hanyalah sebutir debu tak bernilai
Ampunan-Mu yang seluas bumi dan langit
Rahmat-Mu seluas jagat raya tak bertepi
Menghembuskan wewangian surga yang dirindukan
Menyinarkan harapanku pada-Mu.

Ujung Kota, ba’da isya 15 Syawal 1432 H/13 September 2011
( by : musni japrie )

Sabtu, 10 September 2011

" YA TUHAN-KU "



Tuhan-ku
Resah dan gelisah menyergap diri
Tersesat di belantara hutan kehidupan duniawi
Kelam tiada cahaya dilorong labirin yang menggurita
Berliku lereng terjal menghempaskan diri
Riuh rendah ajakan untuk mengembara di dalamnya
Tuhan-ku
Mata hati ini buta dari melihat keindahan surgawi
Terselubung pandangan indah gemerlap duniawi
Hati ini membeku dibalut kesombongan
Tidak pernah tergetar dengan sentuhan iman
Terbuai dalam lumpur kehidupan menyesakkan

Tuhan-ku
Tangan ini tidak pernah menadahkan tangan kepada-Mu
Kaki ini tidak pernah diajak melangkah menuju-Mu
Pendengaran ini tidak berkesempatan mendengarkan kalimah-Mu
Mata ini belum pernah meneteskan air penyesalan
Lisan ini belum pernah dibasahi dengan istigfar

Tuhan-ku
Teteskan embun pagi menyegarkan di kalbu ini
Mencairkan kebekuan dalam iman kepada-Mu
Nyalakan lentera pencerah hati
Tuntunlah langkah ini kejalan ridha-Mu
Basuhlah lumpur dalam diri ini dengan ampunan-Mu
Hamparkan persada untuk bersujud menghadap-Mu

Tuhan-ku
Balutkan hati yang terbelah ini dengan cinta-Mu
Sisipkan dalam jiwa ini kerinduan untuk-Mu
Teteskan embun tangisku dalam penyesalan
Bentangkan tangan-Mu menerima taubatku
Puaskan hasratku untuk kembali bercinta dengan-Mu

Tepian Mahakam, 13 Syawal 1432 H
( by : musni japrie )

Jumat, 09 September 2011

SENJA DI BIBIR PANTAI



Kusapukan tatapan mata kelaut lepas
Memandangi alunan gelombang berebut menjilat pantai
Debur ombak memecah buih membasahi pasir putih
Dibawah mentari petang menebarkan cahaya lembut
Menyapa burung camar yang terbang meniti laut

Laut membiru tak berujung
Perahu nelayan beriringan berlomba melaut
Kepak sayap elang laut pulang kesarang
Rembang petang beringsut menjemput warna kemuning
Riuh hati gundah gulana menyapa alam di bibir pantai
Merenung dibawah belaian angin lembut desiran daun cemara laut

Pasang air laut menyentuh rasa membasahi diri
B erdiri lunglai menanti senja di bibir pantai
Sepuhan warna kekuningan di langit petang semakin memudar
Terhapus lukisan senja merah tembaga
Mentari jauh dikaki langit beranjak pamit keperaduan

Alunan syahdu seruan menuju sang maha Pencipta
Menggelitik jiwa membangkitkan rasa
Bersujud dipersada hamparan hijau
Melepas rindu yang bergayut mesra
Menghantarkan senja indah dibibir pantai
Menjemput purnama dalam kalbu yang mengharu biru

Samarinda, 9 Agustus 2011
( by : Musni Japrie)

Kamis, 08 September 2011

" KUFUR NIKMAT "


Purnama bertahta diatas singgasananya diufuk timur
Menyirimkan cahaya kemilau menerpa daun dan rerumputan hijau
Malam terang benderang bertaburan mutiara gemintang di kejauhan
Gemersik suara jangkerik menambah kesyahduan malam
Melukiskan indahnya malam dengan wewangian bunga memikat
Tergetarkah hati hamba memandang anugerah Illahi
Membisikkan tahmid memuji Sang Pemberi nikmat
Ataukah hanya terlena dan hanyut dalam hayal
Larut dalam suka ria yang melalaikan kesyukuran kepada-Nya

Betapa banyak anugerah nikmat yang tak ternilai
Mengalir dari sumber-Nya tak pernah surut
Silih berganti berdatangan beriringan menyapa setiap hamba
Dalam setiap desahan nafas terkandung nikmat tak terputus
Dalam setiap dentangan detik nikmat merajut jalinan hidup
Tetapi banyak hamba yang lupa kepada Rabb Sang Pemberi nikmat
Kebanyakan manusia hanya sibuk menghayati berbagai kenikmatan
Lisannya bisu dari melantunkan tahmid
Hatinya kaku dari mengagungkan Sang Khalik yang tak henti mengalirkan nikmat
Anggauta tubuhnya tak pernah mengamalkan ketaatan
Rukuk dan bersujud menghambakan diri di depan Sang Pencipta

Sungguh kebanyakan hamba telah ingkar
Kufur akan segala nikmat yang tidak dapat dihitung
Melupakan asal datangnya nikmat
Mereguk dengan rakus segala kenikmatan
Tidak segan menanggung beban hutang
Merangkul kenikmatan tanpa memberikan balasan
Walaupun hanya sekedar rasa syukur kepada Yang Memberi
Sungguh kebanyakan hamba telah kufur akan nikmat Allah

Tepian Mahakam, 7 Agustus 2011
( by: musni Japrie )

Minggu, 04 September 2011

SENJA KIAN MENDEKAT



Berdiri aku didepan cermin
Memandangi diri dan merenung
Ketampanan yang dibanggakan telah sirna dimakan zaman
Kini hanyalah sebatang tubuh yang merapuh
Mentari pagi yang ceria beringsut semakin meninggi
Rembang petang menjemput senja

Ketukan pintu penjemput pastilah datang
Menghantarkan ketempat penantian di liang lahat
Bergetar hati mengingatnya, menggigil ketakutan
Tubuh ini tidak mampu menanggung siksa
Yang meluluh lantakkan diri
Akibat acuh atas cinta dari-Nya

Tubuh yang rapuh dimakan umur
Bertabur diatasnya lumpur-lumpur kehidupan
Tubuh yang tidak pernah rukuk dan bersujud
Langkah kaki yang diayunkan ke kolam kenikmatan dunia
Lisan yang kaku dalam menyebut nama-Nya
Hati yang tidak pernah menyiratkan dzikir

Ketika senja semakin mendekat
Tergelitik untuk melantunkan taubat
Menetes penyesalan diri dari yang lampau
Ya Rabb, berikan kepada hamba lentera penerang
Ya Rabb, berikan magfirah-Mu
Ya Rabb, ketika pesuruh-Mu datang menjemput
Gerakkan hati dan lisanku mengingat-Mu
Mudahkan hamba menuju-Mu

Ujung Kota Tepian, 4 Syawal 1432 H
( by : musni japrie )

Sabtu, 03 September 2011

" BALASLAH CINTA-NYA "




Disingkapkan-Nya mentari pagi dari selaput malam
Merayap dengan cahaya lembut membangunkan segenap insan
Bergegas menangguk rezeki yang dihamparkan
Gambaran kecintaan Sang Maha Pemberi bagi segenap hamba-Nya
Meluaskan rezeki tanpa pilih kasih
Dengan takaran yang sesuai garis-Nya
Hamba yang bersyukur atau kufur memperoleh bagiannya
Karena kecintaan-Nya

Dipergantikan-Nya cahaya siang ajang menapaki hidup
Dengan senyum rembulan wadah bercengkrama
Diselimutkan-Nya malam dalam peluk kasih
Disisipi-Nya mimpi-mimpi indah dalam lelap
Bukti kecintaan-Nya pada hamba-hamba-Nya

Betapa sang khalik menebarkan cinta-Nya kesegenap hamba-Nya
Tak terhitung nikmat dituangkan dalam gelas-gelas kehidupan
Karena kecintaan dan kasih sayang-Nya
Hanya sedikit hamba yang membalas cinta-Nya
Sedikit hamba yang mensyukuri cinta-Nya

Betapa banyak yang tidak membalas cinta dan kasih sayang-Nya
Betapa banyak hamba lalai dalam membuktikan cinta kepada-Nya
Tidak sedikit hamba yang tidak pandai berterimakasih
Tidak sedikit hamba yang kufur nikmat dan cinta-Nya
Tidak sedikit hamba yang enggan mencintai-Nya

Hamba-hamba yang berleha-leha tanpa malu diatas bumi ciptaan-Nya
Berdendang riang dibawah payung langit buatan-Nya
Lupa yang ada pada dirinya sebagai nikmat-Nya
Melalaikan untuk sujud pada pemberi nikmat
Melarutkan diri dalam godaan hawa nafsu
Melabuhkan cinta kepada selain-Nya

Wahai hamba-hamba yang lalai
Bersegeralah berlari menuju-Nya
Balaslah cinta-Nya dengan mencintai-Nya
Mencintai-Nya dengan cinta diatas segala cinta
Rangkul dan jangan lepaskan cinta-Nya
Sebelum Dia palingkan Wajah-Nya

Tepian Mahakam, 3 Syawal 1432 H
( by : musni japrie )

Jumat, 02 September 2011

CINTAKU JAUH DI PULAU

( Khairil Anwar )

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946

BERSAMA AWAN



Menembus relung-relung bayang-bayang waktu
semua yang ada berpencar berpadu pada yang Satu
nuansa warna indah terBbias nampak di awan
kusematkan senandung pujianku
sembari pandanganku melukis diawan

Bersama awan yang bergerak perlahan
berzikir pula denyut jantungku
meski lisanku tak kuat menyebut keagungan-Nya

Bersama awan yang berarak
mengiringi segala gerak
air kehidupan yang tercurah
membuat segalanya menjadi anugerah
bersama awan....

( nn)


TERHEMPAS LAGI



untukmu yang selalu tertawa tiap hari
lihatlah dikedalaman hati dan jiwamu
pernahkah kau lihat sosok sejati dirimu ?....
sebab yang kau lihat pada cermin itu hanyalah
sebuah jasad yang kan mati menjadi bangkai

berbuatlah sesukamu...
berucaplah sepuasmu....
tertawalah....
menangislah...
tak kan ada arti bagimu...
jika kasih sayang-Nya tak menghampirimu
kau hanyalah jiwa yang terhempas
tertiup angin bersama debu duniawi

kemanakah tempat kembalimu ?....
atau kau memang rela jiwamu terhempas lagi ?...

( NO NAME )

PENUH DOSA



Oh Tuhanku dosaku melekat pada kulitku

bagaimanakah jika ia bicara tentang aku
Tak kan cukup air mata menghapus bayangan dosaku
Tak kan cukup sejuta istighfar menghilangkan salahku
Tak kan cukup sejuta amal menebus dosaku
Kecuali rahmat-Mu oh Rabbku

Mulia bukan untuk diriku
Pujian tak pantas bagiku
Tak kan mampu ku menutupi aibku
Kecuali rahmat-Mu oh Rabbku

Semua yang buruk ada padaku
Kotorlah aku
Kehinaan diriku di hadapan-Mu
Kecuali rahmat-Mu oh Rabbku

Demi langit dan bumi-Mu
Hanya kuburlah tempat yang layak bagiku
Rabb...Kusedih bila melihat Kau
Sedang memuliakan orang-orang yang Kau sayangi
Bagaimana denganku ?...

(NN )

PUISI BINGKAI MALAM



Untukmu aku bertanya.
Tentang relung itu, relung malam.
di pelupuk mentari.
Betapa aku berkali-kali hanyut melodi senjamu.
Untukmu juga, lihat pundak itu.
pundak retak bingkai malam.
Betapa retaknya membuat relungku terjungkal.
Untukmu,
di bingkai malam ini rembulan bergurau.
Dia kata tetes permatamu biru.
Biru, benar, layaknya tiraimu,
Tirai hatimu membiru terhempas rembulan.
Andai engkau tahu.
Biorama irama malam penuh tanya.
Aku kira ini malam panjang.
Dan aku merasa, mungkin
sengaja ia tutup persegi cahaya, lagi.
dengan tirai permata biru, seakan ingin.
relung senyum mu tak lekas lepas.
dari bingkai malamku.
By : Febrian Tegar Wicaksana

SURAT DARI IBU


(Puisi Asrul Sani)

Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.

Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang

dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.

Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !

Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”

DAWAI SANG SUFI


(Al Futuhat)


Hidup adalah ibadah
Dalam ayat-Nya Allah berfirman,
Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya’bududun
Lama aku tidak percaya dengan ayat ini
Fikirku aku hanya disuruh shalat, puasa dan dzikir
Apalagiketika aku berfikir tentang ayat,
Wa’bud robbaka hatta ya’tiyakal yakin,
Demi Allah, aku tidak sanggup untuk beribadah terus menerus…
Aku bingung
Aku takut
Aku lari dari pendapatku sendiri
Suatu hari aku bertanya kepada guruku
Guruku mengatakan, “Tidak salah pendapatmu, tapi kurang”.
Ketahuilah…..
Dalam ayat lain Allah juga berfirman
Wala tansa nasibaka minaddunya
Dan La yukallifullahu nafsan illa wus’aha
Jelas Allah tidak hanya menyuruh kita untuksholat dan puasa
Allah juga menyuruh kita untukmencari dunia
Bahkan Allah melarang kita untuk membebani diri kita dengan beban yang berat
Sehingga kita tidak mampu memikulnya
Walaupun itu ibadah
Ketauhillah…..
Ibadahitu bukan bentuk lahirnya
Banyak perkara dunia yang berubah menjadi amal dunia karena niat
Banyak perkara yang kadang menurut kita tidak ada nilainya tetapi
Disisi Allah sangat berharga
Engkau makan,minum, tidur, cari nafkah, menikah
Tetapi di niati untuk menguatkan ibadah
Itulah arti Wama kholaqtul jinna wal insa illa liyakbudun
Dan engkau dapat istiqomah sholat, puasa, dzikir
Dengan bantuan makan, minum dan menikah
Itulah artiWa’bud robbaka hatta ya’tiyakal yaqin
Jika engkau sholat, puasa tetapi tidak makan dan minum
Pasti engkau akan mati
bukankah ini bunuh diri dan jelas tidak ibadah ?
Engkau hanya sholat, puasa dan dzikir tetapi tidak menikah
Sehingga suatu ketika terjerumus zina, apakah arti semua ibadahmu ?
Ingatlah Allah pencipta manusia dengan ukuran dan aturan
Janganlah engkau mempertahankan kebodohanmu
Janganlah engkau hancur hanya karena pemahamanmu yang salah
Dan ingatlah pesan Allah Alladzina yastami’unal qoula
Fayattabi’una ahsanah…..
Orang-orang yang mendengarkan pendapat
Kemudian mengikuti pendapat yang paling bagus
Merekalah yang diberi petunjuk Allah
Dan merekalah orang-orang yang beruntung…..



KEAGUNGAN ILLAHI

(Al Muktashim)

Ratu malam sang rembulan
Raja siang sang matahari
Keduanya selalu bertentangan,
Tarik menarik
Dorong mendorong
Saling menguasai,
Seolah selalu bertanding tiada henti
Tiada yang kalah
Tak ada yang menag,
Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini
Seluruh alam semesta bergerak!
Dunia berputar,
Saling mengisi,
Yang satu melengkapi yang lain
Tanpa yang satu
Takkan ada yang lain,
Siang dan malam
Terang dan gelap
BAik dan jahat
Tanpa yang satu,
Apakah yang lain itu akan ada?
Tanpa adanya gelap,
Dapatkah kita mengenal terang?
Inilah sebuah kenyataan
Yang telah dikenhendaki Allah
Tanpa kehendaknya, takkan terjadi apa-apa
———————————–

KEINDAHAN FANTASI CINTA



(Al Muktashim)


Riuh… ramai… gaduh… dan penuh kegembiraan
Taman hati berwarna warni
Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh
Kolam cinta mengalir indah keawan kasih
Badan terasa sejuk…
Segar tak terkirakan
Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati
Burung camar jantung menukik pelan
Hinggap di pohon tulang iga putih
Matanya melihat kearah taman hati
Pandangannya terpesona oleh pemandangan cantik
Bidadari cinta dan pangeran kasih sayang
Bersenda gurau diangan yang tinggi
Hati pun gembira…
Jiwa pun lega…
Ya Allah…
Abadikan keadaan ini
Agar menjadi pedoman
Bagi hati yang saling menyatu
Mentari sanubari tersenyum riang
Alam jiwa bergembira ria
Serentak…
Jiwa0jiwa riang berdansa di sekitar taman hati
Oooh…
Indahnya fantasi cinta
————————————-

WAJAHMU



(Kitab Cinta Rumi)
Mungkin kau berencana pergi,
seperti ruh manusia
tinggalkan dunia membawa hampir semua
kemanisan diri bersamanya
Kau pelanai kudamu
Kau benar-benar harus pergi
Ingat kau punya teman disini yang setia
rumput dan langit
Pernahkah kukecewakan dirimu ?
Mungkin kau tengah marah
Tetapi ingatlah malam-malam
yang penuh percakapan,
karya-karya bagus,
melati-melati kuning di pinggir laut
Krinduan, ujar Jibril
biarlah demikian
Syam-i Tabriz,
Wajahmu adalah apa yang coba diingat-ingat lagi oleh setiap agama
Aku telah mendobrak kedalam kerinduan,
Penuh dengan nestapa yang telah kurasakan sebelumnya
tapi tiada semacam ini
Sang inti penuntun pada cinta
Jiwa membantu sumber ilham
Pegang erat sakit istimewamu ini
Ia juga bisa membawamu pada Tuhan
Tugasku adalah membawa cinta ini
sebagai pelipur untukmereka yang kangen kamu,
untuk pergi kemanapun kaumelangkah
dan menatap lumpur-lumpur
yang terinjak olehmu
muram cahaya mentari,
pucat dingding ini
Cinta menjauh
Cahayanya berubah
Ternyata ku perlu keanggunan
lebih dari yang kupikirkan

HARI KIAMAT




Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu
Sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat
Ingatlah pada hari ketika kamu melihat keguncangan itu
Lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya
Gugurlah kandungan segala wanita yang hamil
Kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk
Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk
Akan tetapi adzb Allah itu sangat keras

Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak
Dan gunung-gunung menjadi bulu-bulu yang berterbangan
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat
Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban b erat yang dikandungnya
Dan manusia berftanya, “ mengapa bumi jadi begini”?

( Dipetik dari Tamasya ke Negeri Akhirat oleh Syaikh Mahmud al-mishri )

HANTARKAN AKU KESANA


.
Gejolak yang membuncah memenuhi dada ini…
Bersama asa yang rindu mendalam…
Dari hamba yang berlumur dosa dan kealpaan…
Berharap dapat bersua dengan-Mu…
Wahai Rabbul`alamiin…
Dengan taubat ku berharap…
Kuatkan jiwa ini mendatanginya…
Kokohkan langkah kaki ini menempuhnya…
Azzamkan niat ini dalam mencapainya…
Ikhlaskan hati ini menjalaninya…
Aku rindu…aku rindu…aku rindu…
Rindu berjumpa dengan-Mu dalam SYAHADAH…
Rindu bersua dengan-Mu dalam IMAN…
Rindu bersama-Mu dalam TAUHID…
Rindu indahnya hidup dalam naungan ridha-Mu…
Syari`at ISLAM…Daulah ISLAM…Khilafah ISLAM
Duhai Alloh yang tiada sekutu bagi-Mu…
Hantarkanlah kerinduanku ini…
Mudahkanlah…
Lapangkanlah…
Tuk raih cita-cita…
KEMULIAAN HIDUP DALAM ISLAM, ATAU
KESYAHIDAN DALAM PERJUANGAN
Aku berharap termasuk yang Kau hantarkan….
Ridhai dan kabulkanlah…
Amien ya Alloh, ya Rabbal`alamiin…
http://www.arrahmah.com/forum/viewthread/5/

Kamis, 01 September 2011

ALAMPUN BERTASYBIH


.

Allah Maha Besar.
Maha Suci Allah.
Segala puji hanya Untuk Allah.
Tidak ada Ilah selain Allah .
Tiada ada daya kecuali Allah.
Untaian kalimat takbir, tasybih dan tahmid.
Lantunan lembut nada-nada rindu.
Menyebut kebesaran Allah, kesucian dan pujian tanpa batas .
Dalam zat dan sifat-Nya .
Meresap kedalam sanubari.
Menyusup kedalam lekuk-lekuk sanubari.
Takbir, tasybih dan tahmid dibisikkan diri.
Bersama takbir, tasybih dan tahmid alam jagat raya.
Matahari, bulan, bintang yang berenang di samudera angkasa bertasybih.
Gunung, bebatuan, desiran angin dan gelombang laut juga bertasybih.
Tanamanpun bertasybih bersama dengan gerak gemulainya.
Seluruh makhluk melata dimuka bumi bertasbih.
Menyatu dalam symphony orchestra senandung pujian.
Hanya Allah jualah yang patut diagungkan .
Hanya Allah jualah yang patut disucikan .
Hanya Allah jualah yang patut dipuji.
Sesungguhnya segala kebesaran, kesucian dan pujian hanya milik-Nya.
Sesungguhnya seisi alam yang dilangit dan dibumi .
Ciptaan-Nya semata bagi mengabdi kepada-Nya.

Awal September 2011/ Syawal 1432 H.
( by : musni japrie

HARI KEMENANGAN



Gema takbir menerawang angkasa
Gempita tubuh-tubuh kecil berlarian penuh kegembiraan
Usailah sudah ramadhan bulan penuh baraqah dan magfirah
Tibalah 1 Syawal hari kemenangan
Kemenangan membentengi diri dari godaan hawa nafsu
Dalam puasa sejak fajar hingga terbenam mentari

Tibalah iedul fitri hari kemenangan
Kemenangan dalam menggapai beribu baraqah
Kemenangan dalam mengharap magfirah
Kemenangan memperoleh nilai seribu bulan
Harapan merangkul ganjaran berlipat
Dalam perjalanan panjang masa depan tak berujung

Usailah sudah bulan perjuangan menangguk rahmat
Kembali terlahir dalam fitrah tanpa catatan dosa
Kembali bentangkan layar membelah samudera kehidupan
Dihempas gelombang dalam nyanyi liku-liku dunia
Yang tidak mengenal belas kasih
Istiqomahlah dalam memeluk erat kemenangan
Niscaya payung ridha melindungi hamba-hamba –Nya yang shalih dan shalihah

Ujung Kota Tepian, 1 Syawal 1432 H /30 Agustus 2011
( by : musni Japrie )

KEMBALI KEPADA FITRAH



Cahaya lembayung petang terhapus datangnya senja.
Berlalulah romadhon menjemput 1 Syawal.
Lantunan nada Takbir, Tasybih dan Tahmid tiada henti.
Menyambut hari kemenangan .
Dari pergelutan melawan nafsu .
Dalam puasa utuh sepanjang hari .
Tanpa cidera dari langkah-langkah kerdil.

Cahaya fajar menyingsing menyambut pagi ceria.
Mentari bersinar menjemput embun pagi.
Angin disela dedaunan hijau berbisik lembut.
Telah datang hari kembali kepada fitrah.
Terbasuh dalam magfirah Sang Khalik.
Dalam keikhlasan ibadah tanpa pamrih.

Ditingkahi nada-nada desah suara takbir.
Menggema menyambut hari ied.
Hari kembali kepada fitrah .
Bersih tanpa goresan.
Tanpa catatan-catatan.
Terhapus dalam pinta.
Di malam seribu bulan.
Sirnalah kegelapan hati .
Dibawah kerdip lentera Illahi Rabbi.

1 Syawal 1432 ba’da magrib
( by : musni japrie )

SELAMAT DATANG 1 SYAWAL



Rembang petang akhir ramadhan berangsur memudar
Temaram senja menjelang
Mentari meredup dikaki langit seberang
Hilal 1 syawal bersembunyi malu berselaput senyum
Membisikkan ucapan lembut selamat jalan ramadhan
Bulan dengan banyak ampunan dan berlipat ganjaran
Selamat datang 1 syawal
Selamat datang iedul fitri hari kemenangan
Hari terlahir kembali kesucian diri
Dibasuh oleh taubat dan ibadah ramadhan
Hari kemenangan dalam membelenggu hawa nafsu
Mengharamkan yang halal dalam berpuasa
Hari kemenangan memberanggus godaan syaitan yang memikat
Selamat datang hari kegembiraan
Hari berbagi kebahagian dan kasih
Bagi sesama insan beriman
Dalam menggapai ridha Allah

Akhir Ramadhan 1432 H/29 Agustus 2011
( by : Musni Japrie )

SELAMAT TINGGAL ROMADHON



Bulan tua diakhir romadhon semakin meredup
Tenggelam diufuk barat
Berakhirlah perjalanan menempuh waktu
Ramadhan pamit untuk pergi dan kembali di lain waktu
Purna dan usailah tugasnya mengawal hamba-hamba
Selesailah bulan yang penuh keutamaan

Perjalanan biduk ditengah samudera ibadah mendekati pantai
Perjalanan yang tidak sunyi dari hantaman gelombang dan badai hawa nafsu
Romadhon Engkau bulan tempat dimana hamba-hamba diuji
Mengharamkan yang halal semata berharap ridha
Dihadang bisikan syaitan yang mendayu-dayu penuh pesona
Tetapi biduk tegar bagaikan batu karang tak termakan zaman
Pelabuhan tempat berlabuh penuh dengan balasan ganjaran yang berlipat
Hamba-hamba yang dinantikan nikmat pahala

Akhirnya biduk merapat dipulau harapan
Terpuaskan segala perjuangan selama romadhon dengan kemenangan
Kemenangan melawan godaan hawa nafsu sebulan berlalu
Romadhon bulan yang dengan penuh keutamaan
Mengakhiri tugasnya membawa hamba-hamba berkelana
Tuk mendapatkan imbalan yang berlipat ganda
Terimakasih romadhon, engkau telah hanyutkan kami dalam berpuasa
Selamat tinggal romadhon, selamat jalan bulan penuh ampunan

Akhir romadhon 1432 H
( by: Musni Japrie )